NAMA : DIAN HERDYANI
KELAS : 1KA21
NPM : 11116964
INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
1.
PERTUMBUHAN INDIVIDU
A.
PENGERTIAN INDIVIDU
“Individu”
berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Merupakan
suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling
kecil dan terbatas. Dalam ilmu social paham individu menyangkut tabiatnya
dengan kehidupan jiwanya yang majemuk. Dalam ilmu social, individu menekankan
penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa.
Individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Dengan demikian sering disebut “manusia perseorangan”.
Dapat
disimpulkan bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Individu
dibebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, maka muncul
struktur masyarakat yang akan menentukan kemantapan masyarakat. Individu dalam
tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan:
-
Menyimpang dari norma kolektif
kehilangan individualis atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi
masyarakat.
-
Mencari titik optimum antara dua pola
tingkah laku dalam situasi yang senantiasa, member konotasi “matang” atau
“dewasa” dalam konteks social.
-
Sebelum “baik” atau “tidak baik”
pengaruh individu terhadap masyarakt adalah relative.
B. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah suatu pertumbuhan yang menuju kearah
yang lebih maju dan lebih dewasa. Perubahan ini pada lazimnya disebut dengan
istilah proses.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi
berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada
proses asosiasi primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih
dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu
sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi.
Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi
yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena
pengaruh baik dari pengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang
menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri
yang menimbulkan reflexionis. Kedua macam sensations dan reflexions merupakan
pengertian yang sedarhana yang kemudian dengan proses asosiasi membentuk
pengertian yang lebih kompleks.
Lain halnya dengan pendapat dari aliran psikologis gestalt
tentang pertumbuhan. Bahwa pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam
difirensiasi yang pokok adalah keseluruhan, sedangkan bagian hanya mempunyai
arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan
bagian-bagian yang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan adalah proses
perubahan secara perlahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula
mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
Kemudian kita mengenal konsepsi aliran sosiologi dimana
ahli dari pengikut ini menganggap bahwa pertumbuhan itu adalah proses
sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asocial atau juga
social kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Dalam membahas pertumbuhan itu ada bermacam-macam aliran,
namun pada garis besarnya dapat digolongkan kedalam tiga golongan, yaitu:
1. Pendirian Nativistik
Menurut para ahli pertumbuhan individu itu semata-mata
ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Para ahli menunjukkan
berbagai kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Missal,
seorang ayah memiliki keahlian dibidang seni lukis maka kemungkinan besar
anaknya juga menjadi pelukis. Tetapi hal ini akan menimbulkan keragu-raguan
apakah kesamaan yang ada antara orang tua dan anaknya benar-benar disebabkan
oleh pembawaan sejak lahir karena adanya fasilitas-fasilitas atau hal-hal lain
yang dapat memberikan dorongan kearah kemajuan.
2. Pendirian Empiristik
dan Environmentalistik
Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativastik. Para
ahli berpendapat, bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada
lingkungan sedangkan dasar tidak berperanan sama sekali. Jadi menurut pendirian
ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada
lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan.
Pendirian ini biasa disebut pendirian yang environmentalistik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham emperisme.
Menurut faham ini didalam pertumbuhan individu itu baik
dasar maupun lingkungan kedua-duanya memegang peranan penting. Bakat atau dasar
kemungkinan ada pada masing-masing individu namun bakat dan dasar yang dipunyai
itu perlu diserasikan dengan lingkungan yang dapat tumbuh dengan baik.
3. Pendirian
Konvergensi dan Interaksionisme
Kebanyakan para hli mengikuti pendirian konvergensi dengan
modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap
sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi
interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi
antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain
dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan
lingkungannya.
4. Tahap Pertumbuhan
Individu Berdasarkan Psikologi
Pertumbuhan
individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui
beberapa fase sebagai berikut :
a)
Masa vital yaitu 0.0 sampai kira-kira 2.0 tahun.
Pada
masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai
hal dalam dunianya. Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu
sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan
ketidaknikmatan.
b) Masa estetik dari
umur kira-kira 2.0 tahun sampai kira-kira 7.0 tahun.
Masa ini dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan.
Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang
terutama adalah fungsi panca indera. Dalam masa ini pula tampak munculnya
gejala kenakanlan yang umumnya terjadi antara umur 0.5 tahun. Anak sering
menentang kehendak orang atau kadang-kadang menggunkan kata-kata kasar, dengan
sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya
untuk dilakukan.
c) Masa intelektual
dari kira-kira umur 7.0 tahun sampai kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun
(Masa keserasian bersekolah).
Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka
proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi
matang untuk dididik dari pada masa-masa sebelum dan sesudahnya. Ada beberapa
sifat khas pada anak-anak pada masa ini antara lain :
- Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan
jasmani dengan prestasi-prestasi sekolah.
- Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang
tradisional.
- Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
- Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal maka soal
itu dianggap tidak penting.
- Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang
konkrit.
- Amat realistic, ingin tahu, ingin belajar.
- Gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat
bermain bersama-sama.
Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa
pueral.
Masa ini demikian khasnya sehingga menarik perhatian.
Sifat-sifat khas anak-anak masa pueral itu dapat diringkas kedalam dua hal
yaitu :
- Ditunjuk untuk berkuasa yang menimbulkan tingkah lakudari
perbuatanyang ditunjukan berkuasa, apa yang diinginkan, yang dijadikan
idam-idamkan adalah sekuat, sejujur, semenang, dan seterusnya.
- Tingkah laku ekstroves yaitu perbuatan berorientasi
keluar dirinya, yang dapat mendorong untuk menyaksikan keadaan-keadaan dunia
luar dirinya dan untuk mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
Suatu hal yang penting pada masa ini anak menerima otoritas
orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar karena itu pada anak-anak ini
mengharapkan adanya sikap yang objektif dan adil pada pihak orang tua dan guru
sebagai pemegang atoritas sehingga sikap piih kasih akan mudah menimbulkan problem
dikalangan mereka.
d) Masa social (masa
remaja), kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun sampai kira-kira umur 20.0
tahun atau 21.0 tahun.
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian
masyarakat karena mempunyai sifat-sifat khas dan yang menentukan dalam
kehidupan individu dalam masyarakatnya. Peranan manusia dewasa harus hidup
dalam alam kultur dan harus dapat menempatkan dirinya diantara nilai-nilai
(kultur) itu maka perlu mengenal dirinya sebagai pendukung maupun pelaksana
nilai-nilai. Pada dasarnya ini masih dirinci kedalam beberapa masa, yaitu:
·
Masa pra remaja
Penggunaan
istilah pra remaja ini hanya untuk menunjukan satu masa yang mengikuti masa
pueral yang berlangsung secara singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat
negatif sehingga disebut juga masa negatif.
Pada
masa ini terdapat beberapa gejala yang dianggap sebagai gejala negatif misalnya
tidak tenang, kurang suka bekerja, kurang suka bergerak, lekas lelah,
pesimistik dan non social. Terjadinya gejala negatif tersebut pada umumnya
berpangkal pada biologis yaitu mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin, yang
dapat membawa perubahan-perubahan cepat dalam diri siremaja yang sering kali
perubahan-perubahan yang cepat ini belum meraka fahami sehingga dapat
menimbulkan rasa ragu, kurang pasti dan bersifat malu.
·
Masa remaja
Sebagai
gejala pada masa ini adalah merindu puja. Dalam fase ini (masa negatif) untuk
pertama kalinya remaja sadar akan kesepian yang tidak pernah dialaminya pada
masa-masa sebelumnya.
Kesejukan
didalam penderitaan yang nampanya tidak ada orang yang dapat mengerti,
memahaminya dan menerangkannya. Sebagai reaksi pertama-tama terhadap gangguan
ketenangan dan keamanan batinnya ialah proses terhadap sekitarnya yang
dirasakan tiba-tiba bersikap menelantarkan dan memusuhinya.
Pada
masa remaja ini mereka mengalami kegoncangan batin, sebab pada masa ini mereka
sudah tidak mau memakai pedoman hidup kekanak-kanakan, tetapi juga belum
mempunyai pedoman hidup yang baru. Oleh karena itu maka si remaja itu merasa
tidak tenang, banyak kontradiksi didalam dirinya, mengeritik karena merasa
dirinya mampu, tetapi mereka juga masih mencari pertolongan karena belum dapat
mewujudkan keinginannya. Proses terbentuknya pendirian hidup atau cita-cita
hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup dalam eksplorasi
si remaja. Proses tersebut melewati tiga langkah, yaitu :
1. Karena
tiadanya pedoman hingga mereka merindukan sesuatu yang dianggap bernilai,
pantas hidupnya.
2. Obyek
pemujaan itu telah menjadi lebih jelas yaitu pribadi-pribadi yang dipandangnya
mendukung nilai-nilai tertentu.
3. Para
remaja lebih dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya, nilai dapat
ditangkap dan difahaminya sebagai sesuatu yang abstrak.
Penentuan
pilihan dan pemikiran hidup mengalami jatuh bangun, tidak dapat satu kali. Jadi
karena mereka ini harus menguji nilai-nilai yang dipilihnya dalam kehidupan
praktis dimasyarakat.
·
Masa usia mahasiswa
Masa
umur mahasiswa dapat digolongkan pemuda-pemuda yang berusia sekitar 18.0 tahun
sampai 30.0 tahun. Mereka dapat dikelompokkan pada masa remaja akhir sampai
dewasa awal atau dewasa madya.
Mahasiswa
akan mengalami perubahan secara perlahan demi sikap hidup yang idealistic ke
sikap hidup yang realistic. Dengan demikian keinginan-keinginan yang realistic dalam
dirinya dan realitas dalam lingkungannya telah diganti dengan yang lebih
berdasar kepada realistic. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa kalangan
mahasiswa tidak ada idealisme, justru pada mahasiswa banyak terdapat idealisme
tetapi idealisme yang realistic yaitu yang dapat diterapkan dalam tindakan.
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar
belakangnya. Karena disinilah kita akan baru bisa memahami seseorang individu.
“
person are what they are always in social context. The solitary person is
unreal,abstract artificial,abnormal” – Johnson.
Kehadiran
individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh prilaku individu yang
berusaha menempatkan dirinya dihadapan individu-individu lainnya yang telah
mempunyai pola prilaku yang sesuai dengan norma-norma dan kebudayaan ditempat
ia merupakan bagiannya. Prilaku yang telah ada pada dirinya bisa adjustable,
artinya ia bisa menyesuaikan diri. Namun ia bisa juga mengalami maladjustment,
yaitu gagal menyesuaikan diri.
Manusia
sebagai individu selalu berada ditengah-tengah kelompok individu yang sekaligus
mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari individu untuk menjadi
pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, tetapi juga didukung
dan dihambat oleh kelompok sekitarnya.
2.
FUNGSI – FUNGSI KELUARGA
Keluarga
adalah satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan
individu, sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang
melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam
masyarakat. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seorang individu
seringkali dilepaskan dan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga. Hal-hal
semacam inilah yang sering menimbulkan masalah-masalah social, karena
kehilangan pijakan.
Keluarga
biasanya terdiri dari suami, isteri dan anak-anak. Anak-anak inilah yang
nantinya berkembang dan mulai bisa melihat dan mengenal arti diri sendiri, dan
kemudian belajar melalui pengenalan itu. Apa yang dilihatnya, pada akhirnya
akan memberikan suatu pengalaman individu. Individu-individu tersebut adalah
keluarga yang memelihara cara pandang dan cara menghadapi masalah-masalahnya,
membinanya dengan cara menelusuri dan meramalkan hari esoknya, mempersiapkan
pendidikan, keterampilan dan budi pekerti.
Keluarga
sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara
langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung
secara individual di masyarakat.
A.
PENGERTIAN FUNGSI KELUARGA
Dalam
kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut
fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang
harus dilaksanakan didalam atau oleh keluarga itu.
B.
MACAM-MACAM FUNGSI KELUARGA
Pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan atau dirincikan
kedalam beberapa fungsi, yaitu:
a)
Fungsi Biologis
Dengan
fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan
perkawinan bagi anak-anak. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses
kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam
tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
b)
Fungsi Pemeliharaan
Keluarga
diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari
gangguan-gangguan sebagai berikut:
·
Gangguan udara dengan berusaha
menyediakan rumah;
·
Gangguan penyakit dengan berusaha
menyediakan obat-obatan;
·
Gangguan bahaya dengan berusaha
menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
Bila
dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya sudah tentu
akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat.
c)
Fungsi Ekonomi
Keluarga
berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu:
·
Kebutuhan makan dan minum
·
Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
·
Kebutuhan tempat tinggal
Berhubungan
dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan
untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan
minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
d)
Fungsi Keagamaan
Di
negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban pada setiap warganya
(rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan Pancasila didalam prilaku
dan kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan 4P ini dalam
kehidupan keluarga yang Pancasila.
Dengan
dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta
mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebgai manusia yang taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e)
Fungsi Sosial.
Dengan
fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal
selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peanan-peranan yang diharapkan akan mereka
jalankan kelak bila sudah dewasa. Demikian terjadi apa yang disebut dengan
istilah sosialisasi.
Dalam
buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara dikatakan bahwa
fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:
·
Pembentukkan kepribadian.
·
Keluarga berfungsi sebagai alat
reproduksi kepribadian yang berakar dari etika, estetika, moral keagamaan, dan
kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan sebuah struktur masyarakat
tertentu.
·
Keluarga merupakan eksponen dari
kebudayaan masyarakat, karena menempati posisi kunci.
·
Keluarga berfungsi sebagai lembaga
perkumpulan perekonomian.
·
Keluarga berfungsi sebagai pusat
pengasuh dan pendidikan.
3.
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
1.
PENGERTIAN INDIVIDU
Individu
berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya yang tak terbagi. Kata
individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas.
Kata
individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagi manusia perseorangan,
demikian pendapat Dr.A.Lysen.
2.
PENGERTIAN KELUARGA
Ada
beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud
keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan
itu menurut Sigmund Freud adalah berdasarkan pada libido seksualis. Dengan
demikian keluarga merupakan manifestasi dari pada dorongan seksual sehingga
landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.
Durkheim
berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga social sebagai hasil faktor-faktor
politik, ekonomi dan lingkungan.
Ki
Hajar Dewantara berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang
karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu
gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh
gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
3.
PENGERTIAN MASYARAKAT
Drs.
JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah wadah seganap antar
hubungan social terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok
dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau
subkelompok.
Kemudian
pendapat dari Prof. M.M Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan
dari pada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan
manusia.
Terakhir
Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau
kumpulan manusia yang hidup bersama.
Jelasnya
: Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungan.
Tatanan
kehidupan, norma-norma yang mereka memiliki itulah menjadi dasar kehidupan
social dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia
yang memiliki cirri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara
orang tua dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, antara sesame
kaum laki-laki atau sesame kaum wanita, atau antara kaum laki-laki dan kaum
wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu
kelompok manusia, yang disebut masyarakat.
Dalam
pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat
sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern), yaitu:
·
Masyarakat sederhana
Dalam
lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung
dibedakan menurutjenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak
terungkap jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat
primitive atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
·
Masyarakat maju
Masyarkat
maju memiliki aneka ragam kelompok social atau lebih akrab dengan sebutan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi
kemasyarakatan itu dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai
pada cakupan nasional, regional maupun internasional. Dalam lingkungan maju,
dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat
industri :
1. Masyarakat
Non Industri
a. Kelompok
primer
Dalam
kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat,
lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok “face to face group”,
sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena saling
mengenal lebih dekat, lebih akrab.
b. Kelompok
sekunder
Antara
anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga
kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja,
pembagian kerja antara anggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional atau obyektif.
2. Masyarakat
Industri
Durkheim
mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasi
masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangan. Akan tetapi ia lebih cenderung
mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks.
Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua ekstrem tadi diabaikannya
(Soerjono Soekanto, 1982:190).
Jika
pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi
sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat
industry. Otonomi sejenis dapat diartika dengan kepandaian atau keahlian khusus
yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
4.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Individu,
Keluarga dan Masyarakat mempunyai hubungan erat karena masyarakat dibentuk
melalui individu-individu yang sadar akan perannya. Dan keluarga pun terbentuk
dari satu individu dan individu lainnya dan menghasilkan satu individu yang
lain. Manusia juga sebagai makhluk sosial juga akan membentuk suatu kelompok
yang terdiri dari individu yang karakternya berbeda-beda.
Individu
mempunyai makna yaitu manusia merupakan makhluk yang mempunyai satu kesatuan
jiwa raga yang kegiatannya sebagian keseluruhan, sebagai kesatuan. Untuk
menjadi individu yang mandiri, manusia mengalami proses. Proses tersebut adalah
proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama.
Makna
Keluarga dalam kehidupan yaitu untuk mengajari suatu individu tentang dunia
dari suatu kelompok terdekat karena keluarga adalah sekumpulan individu yang
paling dekat dengan individu tersebut. Keluarga merupakan satu kesatuan sosial
yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama dalam kesatuan masyarakat.
Masyarakat yaitu sekumpulan kelompok dari beberapa individu yang
bersosialisasi. Individu-individu yang bekerja sama akan menghasilkan kelompok
masyarakat yang sejahtera.
5.
URBANISASI
Sehubungan
dengan perbedaan antara masyarakat pedasaan dengan masyarakat perkotaan,
kiranya perlu pula disinggung perihal urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu
proses berpindahannya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan
bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Proses
urbanisasi boleh dikatakan terjadi di seluruh dunia, baik pada negara-negara
yang sudah maju industrinya maupun yang secara relative belum memiliki
industri. Bahwa urbanisasi mempunyai akibat-akibat yang negatif terutama
dirasakan oleh negara yang agraris seperti Indonesia ini. Hal ini disebabkan
karena pada umumnya produksi pertanian sangat rendah apabila dibandingkan
dengan jumlah manusia yang dipergunakan dalam produksi tersebut dan boleh
dikatakan bahwa faktor kebanyakan kebanyakan penduduk dalam suatu daerah
“over-population” merupakan gejala yang umum dinegara agraris yang secara
ekonomis masih terbelakang.
Proses
urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung dari
pada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan
menyangkut dua aspek, yaitu:
·
Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat
kota.
·
Bertambahnya penduduk kota yang
disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa.
Sehubungan
dengan proses tersebut di atas, maka ada beberapa sebab yang mengakibatkan suatu
dareah tempat tinggal mempunyai penduduk yang baik. Artinya adalah suatu daerah
mempunyai daya tarik sedemikian rupa, sehingga orang-orang pendatang semakin banyak.
Secara umumm dapat dikatakan bahwa sebab-sebabnya adalah sebagai berikut:
·
Daerah yang termasuk menjadi pusat
pemerintahan atau menjadi ibu kota.
·
Tempat tersebut letaknya sangat
strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan atau perniagaan, seperti
misalnya sebuah kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya dekat pada
sumber-sumber bahan-bahan mentah.
·
Timbulnya industry didaerah itu, yang
memproduksi barang-barang maupun jasa-jasa.
Sumber:
https://yellowreddk.wordpress.com/2014/10/11/ilmu-sosial-dasar-individu-keluarga-dan-masyarakat/
Komentar
Posting Komentar